Yeach, memang baru 4 hari tinggal di Ponorogo, setelah prosesi pindah rumah selesai. Merasai tinggal di rumah sewa, bersama anak dan nanny, sepi tetapi tetap menyenangkan. Bersyukur rasanya bisa belajar mandiri dan bertanggung jawab atas kehidupan anak dan pengasuh. Meski harus tidak bertemu setiap hari dengan suamiku, ayah anakku, belahan jiwaku.
Belanja pagi di Mas Agus Sayur, kupas dan menyiapkan bumbunya, untuk dimasak siang hari, ijin sebentar, masak tidak lama, plus rumah dekat saja dengan kantor. Begitulah. It’s wonderful.
Berangkat ke kantor dengan supra x –agak repot juga ternyata pakai rok span, imagining new matic, mio or vario, which one is yours?-. 5 menit saja sampailah di kantor KPU. Apel pagi dan “bekerja”. Sihh!
Jam 3 tet, kadang korupsi juga setengah jam, pulang. Langsung siap-siap menata rumah, merawatnya, meski sewa harus dirawat sepenuh hati, bukan? Agar dimudahkan memiliki sendiri. Tunggu saja saatnya. Akan terasa indah. Do you ever dream about it? I always love doing that. Dreaming about living in my own home. Small house but large yard. Dimana bisa main bola dihalaman. Tawa, canda, suka, bahagia ada disana. Mungkin juga duka yang datangnya dari Tuhan untuk menjaga keseimbangan alam. J. Jangan cemas. Allah akan selalu ada.
Tak hanya fisiknya, penghuni rumah juga harus dijaga, dirawat, agar sehat jiwa raganya. It is my responsibility. Alhamdulillah. Jalan-jalan di kompleks rumah, yang fasilitas bermainnya lumayan. Bermain dengan anak, memberi kesempatan d’nanny istirahat, sekaligus saat berperan sebagai guru bagi anakku, penerus bangsa, semoga Allah ridlo dan cinta pada Farros, ibu dan bapaknya, keluarga besarnya.
Nb: foto-foto rumah sewaku nyusul yach.. Sabar dikit...
0 comments:
Posting Komentar