Photobucket

Kamis, 03 Maret 2011

Infant School, Sekolah Bayi

Awalnya, saya kekeh tak ingin menyekolahkan bayi saya di sekolah. Ya Tuhan, kasihan sekali bayi sekecil ini harus merasakan terpenjara dalam kotak sempit.
Oooo,,

Tetapi, lihatlah. Bayi seumuran anakku di lingkungan rumah tidaklah sedikit. Kurang lebih ada 8 anak yang sebaya. Harusnya itu cukup untuk anak-anak kecil menggemaskan ini saling belajar bersosialisasi. Belajar milikku milikmu. Belajar berbagi.


Namun itu semua tinggal impian semata. Bagaimana tidak? anak-anak ini kini satu demi satu di percayakan kepada pengasuh oleh orangtua masing-masing. Dan rumah pengasuh-pengasuh itu tak dekat. Setidaknya ada jarak yang cukup melelahkan untuk ditempuh, jika anakku ingin bermain bersama-sama teman sebayanya. Kasihan sekali. Oh dear...

Itulah yang membuatku, juga suamiku sayang, terpikir untuk menyekolahkan Abiyku. Membawanya menuju tempat bermain, belajar bersama. Apalagi dia telah berani jauh dengan orangtuanya. Berani bermain bersama dengan orang yang cukup familiar, tanpa harus saya atau ayahnya tunggu.

Jadi saya menilainya siap bermain di 'tempat lain' which is not his home.

Baiklah, ini kota kecil. Trenggalek kota kecil sekali. Sampai hari ini saya baru tahu 1 saja sekolah yang menerima murid umur 2 tahun. Tapi let's try. Siapa tahu ada yang lainnya sehingga bisa kita bandingkan.

Saya akan ceritakan hasilnya nanti.

0 comments:

Posting Komentar

 

Hepimam | Desenvolvido por EMPORIUM DIGITAL